"Langsung kami bawa ibu Erni ini ke rumah sakit, waktu itu keadaannya pingsan. Sampai di sana langsung ditangani medis, sekitar 15 menit dokter bilang ibu ini sudah tidak tertolong lagi," ungkapnya.
FOKUSMETRO.COM - Erni br Pinem (52) seorang petani jagung di Dusun III Bekala, Desa Simalingkar A, Kecamatan Pancur Batu, pada Selasa (21/6) meninggal dunia setelah menghadang buldozer yang hendak menggusur lahannya.
Timbul Aritonang, salah satu warga yang juga tergabung dalam Forum Kaum Tani Launchi (FKTL) menjelaskan jika pagi itu Erni bersama dengan warga lainnya hendak menghadang aksi penggusuran yang dilakukan oleh pihak PT Propernas Nusa Dua.
"Begitu terdengar suara buldozer, kami semua berkumpul sekira jam delapan pagi. Kami semua ngumpul di posko yang tidak jauh dari lokasi penggusuran," kata Timbul, Jumat (24/6) seperti dikutip dari laman Tribun-medan
Menurut pengakuan Timbul, konflik tanah yang masih bergulir di Pengadilan Lubukpakam, Deliserdang dan masih belum mencapai putusan membuat kelompok warga yang didominasi emak-emak berniat menghentikan aksi penggusuran tersebut.
"Setelah sampai di lokasi, ibu - ibu ini berusaha menghentikan supaya buldozer itu berhenti. Nunggu keputusan yang telah ditentukan oleh pemerintah kita," sebutnya.
Timbul menjelaskan, melihat aksi para ibu-ibu ini sejumlah pihak kepolisian dan puluhan preman mencoba menghadang, dan terjadilah aksi dorong - dorongan.
"Karena tidak bisa mereka mendengar, terjadilah kontak fisik dorong - dorongan sampai terjatuh, memang kalau pukul memukul itu tidak ada. Yang kami bisa mengenali dari satuan Sabhara, dan pakaian preman," bebernya.
Dikatakannya, ketika aksi dorong - dorongan tersebut Erni tiba - tiba syok dan jatuh pingsan. Saat itu, aksi saling dorong pun terhenti para ibu-ibu lainnya langsung menggotongnya ke posko yang tak jauh dari lokasi.
"Ibu yang meninggal ini nggak sanggup lagi, fisiknya sudah mulai lemah. Ibu - ibu yang lain langsung menghentikan aksinya, di bawa lah ke posko," ujarnya.
Lalu, karena Erni tidak kunjung sadarkan diri para warga memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit Adam Malik, menggunakan Angkutan Kota (Angkot).
Timbul menambahkan, setibanya di rumah sakit dan Erni di bawa langsung masuk ke ruangan UGD untuk dilakukan perawatan medis.
Tak lama, alangkah terkejutnya warga setempat dokter menyampaikan bahwa Erni telah meninggal dunia.
"Langsung kami bawa ibu Erni ini ke rumah sakit, waktu itu keadaannya pingsan. Sampai di sana langsung ditangani medis, sekitar 15 menit dokter bilang ibu ini sudah tidak tertolong lagi," ungkapnya.
"Itu yang kami tidak tau, waktu masih syok kami bawa ke sana, kami nggak tau jelasnya meninggalnya dimana," sambungnya.
Setelah kejadian itu, Timbul bersama warga lainnya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pancur Batu.
"Begitu kejadian nya itu, saya sendiri yang jalan bersama dengan kawan - kawan ke Polsek Pancur Batu. Waktu saya ke sana, polisi langsung datang ke rumah sakit Adam Malik untuk menyaksikan langsung," ujarnya.
Ia mengatakan, karena waktu itu tidak ada pihak keluarga di sana jenazah langsung diantar ke kampung halamannya di Kabanjahe untuk dimakamkan.
"Rencananya mau di Outopsi, tapi pada saat itu keluarga nggak ada, saya nggak ngasih tanda tangan. Jenazah sudah dibawa ke kabanjahe. Hari Rabu di kubur," ucapnya.
Sementara itu, Kapolsek Pancur Batu Kompol Suriyanto Ginting saat dikonfirmasi membenarkan adanya seorang emak-emak meninggal dunia saat menghadang alat berat yang diduga dari PT Propernas Nusa Dua.
Namun dia menyebut emak-emak itu tewas bukan karena tertabrak ataupun bentrok, melainkan lemas kelelahan.
Meski demikian dia enggan berkomentar lebih jauh soal peristiwa tersebut. "Lemas. Sudah diatopsi tidak ada terkena benda keras. Kejadian sekitar dua hari yang lalu," pungkasnya.
0 Komentar